Searching...

Popular Posts

Selasa, 15 September 2015

Ikan "Fosil Hidup" Memiliki Paru-Paru

13.50
Ketika seorang nelayan menarik coelacanth keluar dari laut pada tahun 1938, para peneliti terkejut. Ikan yang sangat bersisik dengan lobus itu adalah sisa dari masa lalu, masa ketika dinosaurus menjelajahi bumi. Para ilmuwan memiliki fosil coelacanth yang berusia ratusan juta tahun, dan sampai hari itu diyakini bahwa mereka semua telah mati di peristiwa yang sama yang membunuh dinosaurus.



Tetapi ternyata beberapa coelacanth selamat, dan para ilmuwan telah mempelajari ikan aneh ini selama beberapa dekade. Kita tahu bahwa ikan ini memiliki keanehan, rahang berengsel, tinggal di lepas pantai tenggara Afrika dan di Indonesia, serta makan cumi-cumi dan gurita. Apa yang kita tidak tahu adalah bahwa ikan ini ternyata juga memiliki paru-paru.

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan kemaren di Nature Communications, peneliti menemukan bahwa seperti pendahulunya, yaitu fosil-fosil mereka, coelacanth modern juga memiliki struktur seperti paru-paru. Paru-paru hadir dalam embrio, tetapi berhenti mengembangkan saat ikan tumbuh, sehingga sulit untuk melihatnya kecuali Anda tahu apa yang Anda cari (dan Anda memiliki akses ke sinar X bertenaga tinggi).


Paru-paru vestigial coelacanth pada tahap perkembangan yang berbeda.

Para ilmuwan tahu bahwa fosil coelacanth memiliki organ aneh ini tapi selama ini mereka pikir paru-paru itu telah tiada seiring spesies berubah selama bertahun-tahun. Meski Coelacanth memiliki paru-paru, itu tidak berarti mereka bisa bernapas dengannya. Para penulis menemukan bahwa paru-paru terebut non-fungsional, atau organ sisa.

Biasanya, ikan tidak memiliki paru-paru, mereka menggunakan insang sebagai gantinya. Salah satu dari beberapa pengecualian adalah lungfish, yang dapat memodifikasi kandung kemih mereka (biasanya digunakan untuk daya apung) menjadi organ respirasi

Para peneliti percaya bahwa kehadiran paru-paru ini bisa menunjukkan bahwa nenek moyang coelacanth mungkin telah hidup di perairan dangkal dengan kadar oksigen rendah, yang bertentangan dengan lingkungan yang lebih mereka sukai saat ini, yaitu laut dalam.




0 komentar:

Posting Komentar